Kubikel Blues - Toughen Up X Bitter Reality

August 21, 2020

"Microphorne"-ciel duke sants-album


20 tahun yang lalu, mungkin kita semua belum awam dengan yang namanya "Anak Agency" (baik itu yang 360, ATL, BTL maupun Digital). Berdasarkan pengalaman pribadi, sebutan ini mulai akrab di telinga dan di keseharian sejak 7-8 tahun lalu. Gue sendiri mulai aktif bekerja di advertising agency sejak 2011 akhir, dan benar-benar tenggelam di dalamnya terhitung sejak 2012 sampai 2017, lalu dipinang pindah ke client side sampai hari ini.

Lantas apa hubungannya Anak Agency dengan Ciel Duke Sants? Selain memiliki pengalaman romantika dengan salah satunya, tentu saja, kebanyakan creative project yang dikerjakan oleh Ciel Duke datang dari agencies.

Adirindra Natasuminta a.k.a Ciel Duke Sants, rapper dari kota kembang Bandung, sepanjang pendengaran dan preferensi gue pribadi, fokusnya berada di Traditional Hip Hop, terdengar jelas di beberapa single yang pernah dikeluarkan. Single berjudul "Rockstar Broklat" masuk ke dalam kompilasi "Pretext For Bumrush" yang dirilis oleh Def Bloc Records, berdampingan dengan Joe Million, Don Wilco, Insthinc dan tentu saja Rand Slam.

Rencana membuat LP yang sejak tahun 2018 sempat Ciel Duke diskusikan bersama gue, akhirnya selesai juga. Gue bisa membayangkan bagaimana Ciel Duke berusaha menyelesaikan LP ini di tengah-tengah deadline creative project, rentetan pesan yang masuk dari dating apps maupun WhatsApp, atau bahkan booty call yang mungkin mulai kesulitan untuk ditolak. Berkat Pandemi, semua orang tanpa partner exclusive seperti kami berdua, memang mulai sakit kepala, kehilangan ide baru untuk bisa mendapatkan sexual release.

Menciptakan Spektrum Baru

--DISCLAIMER--
Semua opini, point of view, berdasarkan gue sebagai pendengar musik lintas genre, tidak ada kaitannya sama sekali dengan past relationship.

"Setiap lembur terjadi, satu anak kucing mati
Satu revisi mayor, sisanya direnovasi
Semua bisa berubah dalam hitungan pagi
Berburu sesuap nasi di hutan beton
Kurang tidur, kurang kelon, kurang cinta sami mawon
Yang turn on hanya handphone di weekend yang monoton
Ketika senin datang kembali kita menjadi bondon"

Bagai ditohok serta digampar dengan ratusan feedback/comments di setiap slide yang ada di dalam strategy deck. Begitu rasanya ketika gue membaca potongan lirik di "Kubikel Blues" di atas. Isi kepala tentu saja langsung dibawa ke beberapa bagian ingatan tentang malam-malam yang dihabiskan di kantor untuk lembur, atau bahkan masih di tengah-tengah proses shooting, nggak sedikit di tengah-tengah bug fixing walau sudah deployment.


Like I posted on my tweet, surprisingly Ciel Duke's beat can PERFECTLY MATCH with Adrian's resonator guitar. Untuk bisa "mengawinkan" sound resonator guitar bukan lah hal yang mudah, terlebih kali ini berusaha untuk "dikawinkan" dengan beat dan sound Ciel Duke yang awalnya berada di Traditional Hip Hop. Ketika itu terjadi, sebuah spektrum baru kolaborasi Hip Hop/Rap X Blues tercipta tanpa cela, tanpa perlu membuat kita mengernyitkan dahi, berusaha untuk menelannya. Semuanya mengalir, menyatu ke muara yang baru, yang mungkin belum pernah disentuh oleh musisi Hip Hop/Rap di lingkaran terdekat gue.

Ciel Duke melihat Adrian Adioetomo sebagai sebuah medium baru untuk bereksplorasi, dan berhasil membuat khalayak ramai menoleh. Adrian Adioetomo mengambil kesempatan ini sebagai sebuah pengokohan bahwa sebenarnya Blues bisa dibawa ke mana saja, melintasi berbagai macam genre dengan sempurna.

Toughen Up X Bitter Reality

Semua orang yang bergelut di industri musik, atau sekadar menjadi penikmat dan lantas bergabung ke dalam sekte #HidupAdalahKonser rasanya sudah mengerti, bahwa Hip Hop/Rap adalah tentang bagaimana kita bisa toughen up saat keadaan sedang tidak stabil, or even in darker times. Sementara Blues adalah tentang bagaimana kita harus tetap memperjuangkan hidup sambil berdansa satu dua di setiap kondisi, menikmati petikan gitar dan stompbox yang konstan sepanjang waktu.

Selain definisi kedua genre tersebut, cerita-cerita berdasarkan pengalaman pribadi Anak Agency lah yang gue rasa berhasil menyatukan Ciel Duke dan Adrian Adioetomo lantas membuat "Kubikel Blues" dan mampu merepresentasikan segala hal yang dirasakan dan mungkin masih berkecamuk sampai detik ini di dalam hati dan pikiran pekerja kreatif di advertising agency.

"Berangkat Bekerja, kami orang Kota
Terperangkap dalam perputaran Roda."

Panjang umur untuk segala macam kolaborasi lintas genre! Spektrum baru tercipta di tengah Pandemi. Bukankah paling tidak, kita masih memiliki sedikit harapan untuk menyongsong akhir tahun yang serba penuh ketidakpastian?

South Jakarta, 21st August 2020
"Kubikel Blues" - Ciel Duke Sants feat. Adrian Adioetomo

You Might Also Like

0 comments