Wanita mana yang akan sanggup menatap matamu berlama-lama tanpa diam-diam berharap dapat memilikimu seutuhnya?

Ketekunanmu memberikan perhatian disertai kejutan-kejutan kecil yang tak jarang memicu adrenalin serta rasa bersalah yang amat sangat setelahnya.

Kau ibarat candu kasat mata yang haram namun nikmat dicecap setiap kali ada kesempatan. Perlahan melumpuhkan logika, satu dua langkah meruntuhkan tembok pertahanan yang setengah hati dibangun demi menutupi luka lama.

Aku tak ingin menyangkal apapun rasa yang sedang sering mampir di keseharianku ini. Makin disangkal, isi kepala semakin riuh, sementara hati semakin perih. Jadi boleh ya aku sekedar menikmatinya sekarang ini? Walau tak bisa berjanji aku akan baik-baik saja nantinya, saat realita kembali menghantamku dengan kesinisannya.

Kamu membuatku merindukan rumah berwujud seorang laki-laki dewasa, yang dulu pernah mencintaiku tanpa syarat dan kompromi.

"So if I call you, don't make a fuss. Don't tell your friends about the two of us."