Ikhtiar Nggak Kenal Lelah

November 28, 2016


Sekian tahun lalu di ruang keluarga rumah milik Ibu saya, kami berbincang berdua. Bicara dari hati ke hati, mengenai kesalahpahaman menahun yang seringkali kambuh di antara kami. Ibu menyalahpahami gaya hidup saya yang pada saat itu sangat berantakan, dan workaholic. Sampai detik ini, ketika sedang istirahat dari tumpukan pekerjaan yang memang masih ada ataupun yang sengaja saya buat-buat, saya teringat kata-kata Ibu. 

"Kerja boleh, itu bagian dari ikhtiar kita untuk memenuhi kebutuhan hidup, yang kebanyakan duniawi. Kalau ikhtiarnya sudah sejuta persen, tawakalnya sejuta persen juga nggak? Jangan pernah ragu Gusti Allah nggak kasih kamu rejeki, kamu cuma manusia."

Setelah teringat kata-kata itu, lantas terpatri jelas tumpukan tagihan yang harus segera dibayarkan. Deg-degan, takut, khawatir, kesal, mau marah, tapi ujung-ujungnya cuma bisa nangis. Menangis karena menyesali, jaman masih sanggup begadang bermalam-malam kenapa nggak saya gunakan membuat sesuatu yang mampu mengubah hidup saya dan orang banyak. Menangis karena menyesali, jaman kerja di Negara orang dan pulang bawa sekarung uang, nggak sesegera mungkin sadar bahwa investasi properti nggak akan bikin rugi. Menangis karena menyesali karena lebih memilih menghamburkan lebih dari setengah gaji untuk beli tas, sepatu dan jam tangan mahal. Menangis karena menyesali bahwa saya pernah tidak takut cuma punya uang sepuluh ribu di kantong celana, lantas tetap pergi ke Bandung buat nonton Burgerkill, lantas sekarang cuma punya uang seratus ribu langsung takut. Lalu sebelum pergi tidur karena kelelahan menangis, saya cuci muka dan berkaca... waktu nggak akan bisa diputar kembali.

Pernah nonton video klip-nya Smashing Pumpkins yang Try Try Try? Waktu pertama kali nonton, apa yang ada di kepalamu? Sedih? Marah? Kesal? Sempat nangis nggak? Sempat terpikir nggak, kalau yang mereka lakukan berdua itu adalah sekadar untuk bertahan hidup, tapi nggak mau mengubah gaya hidup? Lalu terciptalah segala kemungkinan-kemungkinan kalau cerita yang ada di video klip itu dibuatkan film, oleh saya. Tapi nggak happy ending. Saya nggak terlalu menikmati cerita yang berakhir dengan bahagia, cenderung memilih ending yang bittersweet. Karena itulah hidup buat saya. Bittersweet

Bertahan hidup selalu menjadi alasan utama dari setiap tindakan yang kita ambil di setiap harinya. Baik dengan kesadaran penuh, atau digerakkan dari alam bawah sadar. Intuisi untuk bertahan hidup sedemikian kuatnya ketika kita memutuskan untuk keluar dari zona nyaman. Sekompleks apapun birokrasi yang ada, sesakit apapun sikutan dari kanan-kiri-atas-bawah, se-korup apapun sistem yang berjalan, tapi kita selalu menemukan celah untuk tetap bisa bertahan hidup. 

Karena ikhtiar nggak kenal lelah dan putus asa. Namun cuma diri kita sendiri yang tahu, tawakalnya sampai se-level apa.  

Kemang, 28th November 2016
"Try Try Try" - Smashing Pumpkins

You Might Also Like

0 comments