Menolak Lupa 120598

May 13, 2017

mei 1998


19 tahun kemudian... 
Gue masih di sini, di Jakarta-Indonesia. 

Setiap tahunnya, di tanggal dan bulan yang sama, gue tidak pernah melewatkan untuk kembali mengingatkan diri sendiri beserta rekan sejawat lainnya, bagaimana kondisi Negara ini pada tanggal 12 Mei 1998. Kali ini, sedari pagi tadi banyak teman-teman di Twitter, Facebook, Path dan Instagram menceritakan lagi kisah mereka masing-masing pada saat itu, gue tahu rasanya berat, tapi mereka ingin generasi sekarang mengetahui cerita yang sebenarnya dari sisi mereka (kebanyakan) sebagai korban. Banyak media juga mempublikasikan salah satu sejarah terkelam yang dimiliki oleh Negara ini. Gue yakin... nggak ada satupun rakyat Indonesia yang akan pernah sanggup melupakan tragedi Mei 1998.

19 tahun kemudian...
Gue masih di sini, dan memperhatikan, bahwa banyak dari Mahasiswa/Mahasiswi yang ada sekarang, tidak lagi merepresentasikan suara rakyat, seperti yang pernah gue lihat dan saksikan dengan mata kepala gue sendiri. Unjuk rasa, demonstrasi yang mereka lakukan bukan lagi tentang rakyat, kebanyakan hanya titipan, pengalihan issue. Mungkin ada yang benar-benar mencoba menyuarakan kembali suara rakyat, namun gaungnya kalah kencang dengan mereka-mereka yang memiliki kepentingan. 

19 tahun kemudian...
Ayo dik.. coba baca kembali sejarah tentang segala macam tragedi yang sudah pernah terjadi di Negara ini, siapkan diri kalian untuk segala kemungkinan terburuk, pahami apa-apa saja yang telah Negara ini perbuat untuk rakyatnya. Informasi tentang ini tidak lagi ditutup-tutupi, kalian bisa dengan mudah mencari dan membacanya. Jangan takut untuk bertanya, jangan takut untuk mengkritisi, karena kita semua memang sudah seharusnya MENOLAK LUPA. 

Ini dik, ada video tentang tragedi Mei 1998 yang dibuat oleh Jakarta Media Syndication :

Kalian tonton dulu kedua video itu dik, perhatikan dan cermati dengan baik. Bagaimana senior-senior Mahasiswa & Mahasiswa kalian pada saat itu menuntut keadilan yang selama 32 tahun ini hanya milik segelintir orang beserta kroni-kroninya. Lalu jangan lupakan, lagu yang sering kali menemani langkah mereka menembus barikade ciptaan John Tobing berjudul Darah Juang ini, dik. 

Tugas kita selanjutnya adalah, jangan ada lagi tragedi seperti ini sampai kapanpun. 
Jangan ada lagi bentrokan antar rakyat.
Jangan ada lagi rasisme dan fasisme.

Lawan terus, lawan. 
Teruslah menolak lupa. 

Sampai nanti, ketika akhirnya Negara sudi meminta maaf atas segala tragedi yang terjadi dan menggelar pengadilan terhadap para pelakunya. 

South Jakarta, 12th May 2017
"Darah Juang" - John Tobing

You Might Also Like

0 comments