Lalai Untuk Mengatur Ekspektasi

June 12, 2022

 

(Photos From Pexels)

Bangkit kembali dari tumpukan rasa kecewa, karena lalai untuk mengatur ekspektasi nggak akan pernah mudah. Banyak suara sumbang yang hendak memaksakan kehendaknya. Memintamu agar lekas mengakhiri hidupmu yang tengah diombang-ambing rasa lelah tak berkesudahan, salah satunya. 

Bangkit kembali dari tumpukan rasa kecewa, karena lalai untuk mengatur ekspektasi nggak akan pernah mudah. Suara-suara itu berkejaran satu sama lain, ada yang berbisik;

"Akhiri saja sakitmu sekarang."
ATAU
"Nggak usah nunggu terlalu lama lagi. Nggak akan ada bedanya."
ATAU
"Rasa sakit ini cuma sementara, sebentar lagi juga hilang. Ayo, lakukan saja."
ATAU
"Pengecut. Berapa kali pecutan lagi sih, sampai kau sadar bahwa kau itu nggak berharga-harga banget."

Bangkit kembali dari tumpukan rasa kecewa, karena lalai untuk mengatur ekspektasi nggak akan pernah mudah. Nggak peduli sudah berapa banyak waktu yang kau habiskan untuk melapangkan dada, mencentang kontak berjudul "Clean Slate" karena ya... there are no such thing as clean slate. Residunya akan selalu menetap.

Bangkit kembali dari tumpukan rasa kecewa, karena lalai untuk mengatur ekspektasi nggak akan pernah mudah. Selain lelah secara fisik, batin pun tak sanggup lagi menahannya. Dinding kokoh yang melindunginya pun runtuh sudah. 

Seberapa banyak sih, kita harus memberikan kesempatan kedua? Walau sebenarnya, kesempatan kedua itu selalu saja menjelma menjadi tiga, lima, tujuh dan seterusnya? Apakah ruang pemaafan yang kita miliki sedemikian luasnya? Apakah memang kita semua bisa melapangkan hati dan kembali mencoba sesuatu yang sudah jelas terlihat tak akan ada garis akhirnya?

Bangkit kembali dari tumpukan rasa kecewa, karena lalai untuk mengatur ekspektasi nggak akan pernah mudah.

---
Gue sedang meletakkan nyawa gue di atas meja judi detik ini. 

Kalau besok pagi gue masih dikasih kesempatan buat hidup, akan tetap ada banyak sekali pil pahit yang harus gue telan dalam satu waktu. Nggak usah khawatir, I'm good at this. Life taught me so damn well. 

Kalau nggak, ya sudah, perjalanan gue sudah sampai di sini saja. Yang terpenting, semua keluarga dan tugas pekerjaan gue sudah aman terkendali. 

Hutang akan dibayar lunas. 
Sakit yang dirasakan akhirnya akan menguap. 

Kalau masih kuat, bertahanlah terus. 
Kalau sudah nggak kuat, ya sudah jangan dilawan. 

Istirahat di sini ataupun di sana, rasanya nggak akan jauh berbeda. 

You Might Also Like

0 comments