Anti - Exploration To The Next Level

June 01, 2016

rihanna
(Little Rihanna on Her First Day Care - Google)

Setelah saya dibuat terbengong-bengong dengan beberapa single Rihanna seperti, "Bitch Better Have My Money", "American Oxygen" dan juga "FourFiveSeconds" yang berkolaborasi dengan Paul McCartney dan juga Kanye West, penantian album kedelapannya, berakhir sudah. Rilis di bulan Januari, dan baru saya dapatkan di Duta Suara Sabang sekitar 1 bulan yang lalu.

Anti, memiliki rentang waktu yang terhitung cukup panjang untuk dirilis, setelah Unapologetic. Ekspektasi saya (dan mungkin, semua orang) untuk album ini, jauh lebih tinggi ketimbang dari Loud ke Talk That Talk. Dari 3 single yang sebelumnya dirilis oleh Rihanna, album ini buat saya, menjadi semacam "bendera" baru yang ditancapkan Rihanna lebih dalam dari album-album sebelumnya.

Pertama, cover album ini dibuat oleh seorang seniman asal Israel bernama Roy Nachum. Cover album ini sangat mengejutkan saya dari sisi design dan pemilihan artwork-nya. Foto kedua di bawah ini adalah sebuah puisi yang ditulis oleh Chloe Mitchell, semua menggunakan huruf braille. Dan saya nggak paham sama sekali :"))) 

rihannarihanna

Kedua, foto-foto yang digunakan di dalam album ini, menceritakan bahwa Rihanna sedang mencoba mengeksplorasi dirinya sendiri ke batasan panca indera. Ia terlihat memakai penutup mata, dan meraba-raba ke benda-benda yang ada di sekelilingnya. Mungkin juga, ia mencoba memahami bagaimana rasanya bila dia buta. Dan warnanya sungguh mengingatkan saya kepada kejayaan 90's alternative music :D

rihanna
  
Ketiga, ada sebuah poster bergambar cover album Anti, dan di baliknya ada sebuah puisi milik Chloe Mitchell yang berjudul "If They Let Us". Untuk saya pribadi, puisi ini sangat menginterpretasikan seorang Rihanna. Berikut kutipannya :

I sometimes fear that I am misunderstood.
It is simply because what I want to say,
what I need to say, won’t be heard.
Heard in a way I so rightfully deserve.
What I choose to say is of so much substance
That people just won’t understand the depth of my message.
So my voice is not my weakness,
It is the opposite of what others are afraid of.
My voice is my suit and armor,
My shield, and all that I am.
I will comfortably breath in it, until I find the moment to be silent.
I live loudly in my mind, so many hours of the day.
The world is pin drop sound compared to the boom
That thumps and bumps against the walls of my cranium.
I live it and love it and despise it and I am entrapped in it.
So being misunderstood, I am not offended by the gesture, but honored.
If they let us…


Waktu malam pertama saya mendapatkan CD Deluxe Edition ini, saya pikir, kalimat ini adalah statement dari Rihanna terhadap perjalanan hidupnya selama ini, karena semuanya terasa pas sekali. Pas dengan hal-hal yang terjadi di dalam hidupnya beberapa waktu belakangan. 

Di dalam CD Deluxe Edition ini berisi 16 track yang saya jamin, akan mampu mengombang-ambing rasa setiap orang yang mendengarkannya. Favorit saya sejauh ini adalah, track 3, 9, 11 dan 16. Sewaktu pertama mendengarkan track 11, di kepala saya langsung muncul Al Green. Dan bila memang lagu ini terinspirasi oleh Al Green, saya ingin sekali bilang ke Rihanna, dia berhasil melakukannya. Setidaknya, setengah soul Al Green ada di dalam lagu ini, dan sedikit Etta James.

Eksplorasi Rihanna sudah melampaui ekspektasi saya, dan justru membawa saya ke level selanjutnya, baik dari sisi musikalitas maupun emosional. 

P.S : Rihanna, tolong bilang ke Drake, jangan lagi cukur jenggot. Dia kelihatan seperti Flintstone. 

You Might Also Like

0 comments