Let Me Light Up The Sky
February 04, 2021Blood Thicker Than Water And Vice Versa
Sejak umur tiga belas tahun sampai kira-kira dua puluh tujuh tahun, gue menghabiskan hidup gue lebih banyak, lebih dekat dan lekat dengan sahabat-sahabat gue saja. Setelah itu gue berusaha memperbaikinya dengan cara lebih mendekatkan diri dengan keluarga satu darah sendiri. Dari delapan orang adik-adik gue, gue cuma bisa meraih dan mendekatkan diri ke lima orang dari mereka saja, karena sisa tiga orangnya terlalu jauh untuk gue jangkau, bahkan walau cuma lewat text saja, rasanya ada dunia yang sangat berbeda yang masih reluctant untuk gue gapai. Nggak tahu kenapa.
Dari mereka semua gue belajar, nggak ada yang lebih thicker dari yang satunya, semua sama saja. Hadir utuh sadar penuh, lekat erat ketika gue dengan sahabat-sahabat gue, versus gue dengan adik-adik dan keluarga gue, semua semestinya sama saja. Adil, berkesinambungan dan sebisa mungkin jangan sampai putus di tengah jalan. Dan selama sebulan tinggal di Ubud, gue diingatkan hal tersebut kembali setiap kali melihat bapak kos gue dengan keluarga-keluarganya di sini. And I'm grateful for that, for real. I can say I'm a lucky person to have them in my life now. Gue belajar banyak hal dari mereka semua, terutama tentang berjuang dalam ketidakpastian dan nasib yang terombang-ambing. Ini pelajaran paling mahal yang nggak akan pernah ada di kurikulum sekolah manapun.
Let Me Light Up The Sky, Light It Up For You
Yellowcard boleh saja sudah bubar sejak 2016 lalu, tapi buat gue, mereka akan tetap ada di keseharian gue. Satu lagu milik mereka yang sering gue mainkan di Spotify gue selama satu bulan terakhir, yang paling bisa mengekspresikan rasa sayang gue ke orang-orang yang ada di sekeliling gue sekarang ini adalah "Light Up The Sky".
Sebisa mungkin, setiap hari gue keluar dari kamar kos, gue memberikan energi positif ke semua orang yang ada di sekeliling gue. Kita semua sama-sama mengerti dan memahami, bahwa kita masih mengalami kondisi sulit di tengah Pandemi, tapi bukan berarti kita mesti terus-terusan mengeluh, mengutuk, menyalahkan pihak-pihak yang nggak cepat tanggap terhadap kondisi ini, atau bahkan mencaci-maki siapapun yang masih party-party, bukan? Capek loh, asli capek banget. Jadi gue memilih untuk paling nggak sebisa mungkin, nggak memberikan energi negatif ke siapapun yang ada di sekeliling gue. Demi kesehatan gue dan mereka juga.
And yes, I would die for them with my own way. Apa sih yang bisa gue bantu? Sekadar posting mempromosikan usaha mereka? I definitely can do that. Tapi tentu saja dengan komunikasi dan pendekatan yang berbeda, karena kita semua hidup di dunia yang sangat jauh berbeda sekarang.Kencana Guest House Yang Bisa Kalian Sewa
0 comments