Random Thoughts #4

November 21, 2013

"Jangan lewatkan anger management class - mu hari ini."

Begitu ucapku, setiap kali bangun pagi. Rutinitas yang belum ku temukan titik jenuhnya. Tidak untuk yang satu ini.

Lantas seperjalanan hari yang berputar, anger management class ku bertransformasi menjadi wujud-wujud yang tak lagi mudah untuk dikenali dengan sekali tatap. Ia berubah menjadi wujud-wujud yang mulai absurd, dan senang sekali bila sumbuku mulai terbakar, dan meretas setiap cuil kesabaran yang masih saja sulit untuk dilatih.

"Tarik nafas dalam-dalam lewat hidung, keluarkan lewat mulut, lalu berhitunglah sampai seratus di dalam hatimu."

Begitu peringatan yang otomatis muncul di dalam kepalaku, terpatri dengan begitu jelas dan panas, ketika peringatan itu muncul. Se-per-sekian hitungan, masih dapat ku turuti, namun pedasnya kata-kata yang meluncur dari bibirku lolos tanpa peringatan sama sekali. Sama seperti ketika kau mendaratkan tanganmu tepat ke wajahku. Sama - sama terasa sakit. Berbekas sampai sekarang.

"Pikirkan kembali kata-katamu, berlatihlah terlebih dulu, terutama gesture dan tatapan matamu."

Bahkan di hadapan cermin sekalipun, aku tak pandai berbohong. Mengambil hati refleksi di cermin pun, aku tak ahli. Terlalu straight to the point, terlalu jujur, terlalu getir, terlalu pahit, terlalu pedas, terlalu nyinyir, terlalu skeptis, dan masih banyak terlalu-terlalu lainnya yang malas ku sebut satu per satu. Maka aku mulai menciptakan silent treatment versiku sendiri.

"Diam, dan sedekapkan tanganmu di dalam pikiran. Jangan ditunjukkan."

Maka berkenalanlah aku dengan Sang Gugup yang makin hari makin menguasai diriku, ketika ingin menyampaikan isi kepala dan hatiku. Gugup bersanding dengan gemetar yang tiada henti akan terus menginterupsi setiap kalimat yang ingin ku ucapkan.

Lantas, bolehkah aku, sekali lagi mengkhianati diriku sendiri?

You Might Also Like

0 comments