What Now, Rihanna?

November 21, 2013




Awal tahun ini saya sempat membuat tulisan tentang album terbaru Rihanna yang bertajuk "Unapologetic", tulisan itu bisa dibaca di sini. Sungguhlah kata gloomy yang saya sematkan kemarin, tidak salah. Setelah iseng posting tulisan saya yang sebelumnya, saya mampir ke youtube, tadinya mau nonton beberapa video klip Eminem lagi, eh ternyata mata saya berhenti di Rihanna.

Video klip terbarunya yang berjudul "What Now" masih diambil dari album yang sama, yakni "Unapologetic", belum juga berganti nuansa maupun visual. Sedikit dark, menyesuaikan lagu yang disebut sebagai vulnerable ballad dengan chorus yang cukup berat dan menghentak, "What Now" langsung menjadi salah satu video klip Rihanna yang saya favoritkan selain Disturbia dan Russian Roulette.

Saya menterjemahkan Rihanna disini sebagai salah satu pasien mental institution atau psychiatric hospital yang mungkin mirip - mirip dengan Arkham Asylum. Kenapa Arkham Asylum? bahkan Rihanna bukan salah satu bagian dari DC Comics, yang menciptakan dan membesarkan mental institution / psychiatric hospital fiksi tersebut. Di beberapa scene di dalam video klip tersebut, saya melihat Rihanna seperti sosok Catwoman versi Michelle Pfeiffer, centil, ganas, sekaligus vulnerable dengan kondisinya pada saat berubah menjadi Catwoman.

Dari scene pertama sampai terakhir, saya disuguhkan dengan lenggak-lenggok tubuh Rihanna yang terbalut long dress berwarna abu - abu dan hitam, kadang cepat, kadang lambat.. kadang tegas, kadang labil.. hentakan tubuh Rihanna bertemu dengan hentakan bass drum yang menggema, serta sayatan riff gitar yang, yah.. lumayan terasa vulnerable. Mungkin ini kenapa si produser lagu, yakni Parker Ighile menyebutnya sebagai vulnerable ballad ya..

Mengutip dari pernyataan Rihanna tentang album "Unapologetic" :

"I named my album 'Unapologetic' because there is only one truth, and you can't apologize for that. It's honest. I'm always evolving of course, I think the only motto I have is to be true to myself."

Dan Rihanna benar - benar melakukannya. Rihanna jujur terhadap dirinya sendiri, melakukan sekian banyak eksplorasi dari segi musik, sound, serta pembuatan lagu dan lirik, yang lebih terbuka ketimbang album - album sebelumnya. Diam - diam saya sering berharap, jangan sampai Rihanna masuk ke 27 Club.


You Might Also Like

0 comments