Exorcism Kali Ini Bernama The Conjuring

July 21, 2013


ed lorraine warren
(The Warrens)

Selalu memiliki ketertarikan terhadap pasangan Ed dan Lorraine Warren, tidak lantas membuat saya memahami pilihan karir mereka sebagai demonologist atau bisa dibilang orang yang mampu mengusir hantu. Namun perbedaannya dengan tayangan acara pengusir hantu ala Indonesia, yang selalu menggunakan botol dan jubah putih, Ed dan Lorraine Warren melakukan riset terlebih dahulu sebelum akhirnya mengunci roh atau hantu-hantu tersebut ke dalam satu medium atau sebuah benda perantara, apapun bentuknya.

Berbagai macam kasus sudah mereka hadapi dan menangkan (ini istilah saya). Ada yang pernah menonton film The Haunted? atau The Amityville Horror yang ngehek itu? atau The Haunting In Conneticut yang nggak kalah ngehek nya? Iya, beberapa film tersebut berdasarkan pengalaman dan kisah nyata hidupnya Ed dan Lorraine Warren sebagai demonologist. Diantara banyaknya pengalaman Ed dan Lorraine Warren dengan hantu atau iblis sekalipun, satu yang mereka pilih untuk mereka kunci rapat-rapat, namun akhirnya lolos juga dan menjadi sebuah film lagi, dengan judul The Conjuring.

Sebulan sebelumnya saya membaca di sebuah situs yang membahas film-film apa saja yang akan rilis di bulan Juli 2013, saya menemukan The Conjuring berada di peringkat paling atas, dan mendapatkan 8.5 poin atas ulasannya. Oke, saya mulai mencari trailer dari film tersebut, dan ya.. nganu sekali.. sulit menemukan kata-kata yang dapat memaparkannya secara detail ketika saya menyaksikan trailer nya pada saat itu. Setelah melihat trailer nya, saya berkunjung ke situs resmi The Conjuring, reaksi pertama saya adalah mengumpat sekeras-kerasnya, hahahahahah.. terlalu ngehek dan nganu.. begitulah..

poster conjuring

Saya sempat melemparkan beberapa komentar tentang rencana dirilisnya film ini di twitter, dan ternyata banyak dari teman saya yang juga menantikan film ini, ooh.. senangnya! semoga mereka nggak akan menutup mata mereka selama film bermain ya! jadi keberaniannya nggak cuma di mulut saja, hahahahahaha..

Selain Ed & Lorraine Warren beserta pengalamannya, ada hal lain yang membuat saya tertarik untuk menonton film ini, yakni Vera Farmiga dan Patrick Wilson. Ooh, lihatlah Vera Farmiga, seorang aktris yang spesialisasinya di genre Thriller, Psychological Thriller, Horror dan Drama, masih belum hilang di ingatan saya perannya sebagai seorang ibu di film Orphan, yang berjuang setengah mati melindungi keluarganya. Dan bicara tentang Patrick Wilson, pastilah semua orang belum mampu melupakan Insidious serta potongan-potongan lagu dan scoring yang begitu iconic dan melekat sampai ke alam bawah sadar kita semua. Ketika melihat lampu berwarna hijau dan merah, lantas beberapa teman kita menyenandungkan potongan lagu tersebut, dan langsung membuat siapapun yang mendengarnya bergidik ngeri. Pacar saya menjadikan lagu tersebut sebagai nada telepon masuk, bayangkan ketika nada itu berkumandang ditengah malam.. hahahahaha.. kovlok!

Patrick wilsonorphanvera farmiga

Patrick Wilson dan James Wan seperti Johnny Depp dan Tim Burton, seolah menjadi satu paket yang baru untuk film ber-genre Horror, Thriller dan Psychological Thriller. Walau di film-film sebelumnya, seperti di The Watchmen, Promotheus dan Young Adult kehadirannya tidak terlalu mendapat begitu banyak spotlight, namun tetap menjadi salah satu penyangga sebuah film yang penuh dengan makna dan pesan moral yang tersembunyi.

Kembali ke The Conjuring, apa perbedaannya dengan film-film lainnya yang diangkat dari kisah dan pengalaman hidup Ed dan Lorraine Warren sebelumnya? perbedaannya hanya seperti apa hantunya, bagaimana latar belakang sampai terjadinya si hantu-hantu tersebut menghantui tempat-tempat tertentu dan keluarga yang mengalami gangguan-gangguan dari hantu-hantu tersebut. Poin utama di setiap film-film ini kurang lebih sama, yakni Exorcism atau Eksorsisme atau secara harafiahnya dapat diartikan sebagai ritual pengusiran hantu dari tubuh manusia atau dari tempat-tempat yang berhantu.

The Conjuring berhasil membuat saya menahan nafas berkali-kali, membuat jantung saya berdegup lebih kencang dari biasanya, lantas meremas setiap pembuluh nadi saya, membuat saya terkesiap kaget, terlonjak dari kusi dan membuat saya mengingat sebuah lemari tua yang terbuat dari kayu jati milik kakek nenek saya di kediaman mereka di Bogor. Bedanya lemari di film The Conjuring berpintu dua, dan milik kakek nenek saya berpintu tiga, hahahahaha.. nggak penting, namun begitu melekat karena umurnya yang sudah lebih dari 50 tahun menjadi bagian dari keluarga saya.

Kekhawatiran saya terhadap James Wan hanya satu, tipikal hantu yang ia ciptakan di Insidious dan The Conjuring begitu mirip, mulai dari make up nya, visual effect nya dan juga pergerakannya, ini akan menjadi sedikit batu sandungan ke depannya untuk James Wan saya rasa, karena akan membuatnya terpaku pada satu imajinasi saja. Sementara porsi yang ia tuangkan dari SAW ke The Conjuring tidak terlalu besar namun tetap signifikan di beberapa scene yang ada. Akan tetapi ini bisa menjadi sebuah trademark milik James Wan, seperti hal nya trademark yang telah dibuat oleh Tim Burton, Rob Zombie, M. Night Shyamalan atau bahkan Quentin Tarantino dan Christopher Nolan. Who knows. Semoga saya dan penikmat filmnya tidak menjadi bosan karena penampakan hantu yang selalu sama ke depannya, hahahahahah..

Selain diberi penampakan-penampakan hantu utama di film ini, penonton juga akan diperlihatkan aktivitas-aktivitas poltergeist yang juga diberikan secara cuma-cuma oleh si hantu utama tersebut :D seperti di film-film hantu lainnya, aktivitas poltergeist ini memang sudah nampak wajar dialami oleh orang-orang yang sedang dihantui, atau diikuti atau hidup bersama hantu. Saya jadi teringat salah satu scene di film Paranormal Activity (saya lupa yang keberapa, karena sudah saking banyaknya) ketika semua barang-barang yang ada di dapur si empunya rumah terangkat sampai ke langit-langit rumah dan menghantam lantai lalu hancur berantakan hanya dengan satu kedipan mata, hahahahahaha..

19

Di film ini juga saya mendapatkan beberapa pelajaran sekaligus mengingatkan saya, seberapa penting identitas sebuah agama terhadap manusia si pemilik hidup. Ketika kita lahir ke dunia dengan membawa agama yang sudah dianut oleh kedua orang tua kita, lantas orang tua jangan sampai melupakan kewajibannya untuk "mendaftarkan ulang" sang anak untuk masuk ke dalam agama yang sudah ia anut tersebut. Karena bila orang tua lupa, jangan kaget kalau di masa depan bila anda menemukan berbagai macam kesulitan yang terkait dengan hal ini. Ini penting, karena ada saatnya kita harus menyelamatkan jiwa anak-anak kita, dan tidak melulu terpaku pada bentuk fisiknya saja.

Pentingnya identitas sebuah agama disini, dalam arti kata, untuk "melindungi" jiwa anak-anak kita, bukan sekedar kertas yang bertuliskan agama apa yang kita anut, atau kita harus beribadah dimana, namun lebih dari itu. Hal ini cukup menyentil saya yang bisa dibilang sebagai pribadi yang agnostic, karena selama ini saya menganggap bahwa agama hanyalah sebuah dogma, ketika hanya mengedepankan ajaran-ajaran yang seringkali hanya diambil mentahnya saja, namun esensi yang sebenarnya justru terbengkalai dan terlupakan.

Di akhir film, Ed Warren memberikan salah satu quote miliknya terkait dengan kasus The Conjuring ini. Saya lupa bagaimana persisnya, barusan googling pun nggak ada :P jadi saya akan menyampaikannya dengan kata - kata saya, namun tidak terlepas dari inti quote tersebut :

"Kekuatan iblis itu masih ada sampai sekarang. Iblis ada, Tuhan ada. Tergantung kita ingin memilih yang mana."

Saya mengenal baik salah satu Iblis yang masih hidup di jagat raya ini, namanya Doni Iblis. Siapapun yang mengenalnya dengan baik, buat mereka dan saya, sematan kata Iblis dibelakang namanya itu hanyalah sebuah gertakan dan sekedar gimmick :P nyatanya, hatinya begitu halus dan besar, bukan hati seorang pembenci atau bahkan pendendam seperti Iblis yang diusir oleh Tuhan.

Jangan takut untuk menonton The Conjuring, bahwa sesungguhnya, film ini patut untuk ditonton dan diambil pesan moralnya. Ah, nganu sekali ya bahasanya, sok mau baku dan formal, padahal masih banyak salahnya, hahahahaha..

You Might Also Like

3 comments

  1. xoxoxo, lucu bacanya XD.
    Setuju mas, ini membuat kita teruji dimana tingkat kepercayaan kita ke TUHAN, karena di Film itu gw ingat tentang 3 dasar org dirasuki (saat adegan Warrens ngajar) salah satunya karena takut dan lemah/rapuh (dalam hal iman), setan akan lebih mudah mengkontrol kita. Intinya adalah iman percaya yang kuat pada NYA :)


    by:buleipotan.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. thanks mbak mely, tapi aku bukan mas :')

    ReplyDelete
  3. hahahha..apalah arti sebuah gender mpok ega..yg pasti tulisan mpok inspiratif. :)))

    ReplyDelete