Random Thoughts

July 31, 2013

Hujan.

Pantas saja kamar ini terasa terlalu dingin dari biasanya.

“Harus bangun sekarang, kalau tidak pasti akan terlambat”

Begitu ucapnya setiap pagi ketika ia membuka kedua matanya.

Dinginnya lantai kamar mandi membuatnya enggan mandi, ia putuskan hanya menyikat giginya dan membasuh wajahnya saja.

“Akan dapat teguran apa lagi hari ini? Membosankan..”

Palsu.

Senyuman itu terlihat sangat palsu, nada bicaranya palsu, gesture nya pun sangat palsu. Kalau ada penghargaan untuk pribadi yang palsu sejagat raya, mungkin dia ini yang akan menjadi pemenangnya.

Penjilat pantat.

Siapapun petingginya, bagaimanapun kelakuannya, dia akan selalu berada beberapa senti dari pantat mereka. Mengendus sebentar sambil mempelajari kondisi, lantas menjilatinya dengan rakus.

“Ah begini saja, aku pasti tidak akan kena tegur, lagipula aku biasa bermanis–manis ketika tidak sengaja membuat kesalahan, pasti kali ini juga lolos..”

Pembenaran.

Sudah tahu salah, masih mencari pembenaran atas nama ego dan reputasi. Yang ada di kepalanya hanyalah tentang dirinya sendiri, tidak ada celah untuk orang lain, bahkan keluarganya sendiri.

Tukang kabur.

Dari hari ke hari pekerjaannya hanya kabur dari berbagai macam masalah. Kebanyakan dari itu adalah kabur dari realita, menomorsatukan ego yang terluka, lantas membuang jauh–jauh logika.

“Aku ini orang yang paling menderita! Lihat aku! Kedua orang tuaku bercerai, kuliahku nggak selesai–selesai karena aku terlalu sibuk mengasihani diriku sendiri, kisah percintaanku pun putus ditengah jalan, mau kembali pulang tapi malu, karena belum menjadi apa–apa dan siapa–siapa, kasihani aku!”

Cermin.

Tidak ada apapun dan siapapun yang mampu menipunya. Berlatih menyembunyikan perasaan lewat cermin menjadi aktivitas sehari–hari sebelum bersosialisasi. Di malam hari, kembali menemui Cermin sambil menghela nafas panjang karena terlalu lelah memakai topeng yang lambat laun semakin sulit untuk ditanggalkan.

Paling benar.

“Memangnya kenapa kalau aku melawan arah? Toh bukan aku saja yang melakukannya, lihat mereka, sama – sama pembayar pajak seperti aku ini, boleh dong! Lagipula negara ini sudah bobrok! Mengapa mengurusi para pengendara yang melawan arah, namun tidak mampu memenjarakan koruptor?”

Sedetik kemudian truk bermuatan semen menabrak satu unit mobil, dan 6 unit sepeda motor.

Ini Jakarta.

“Lantas kenapa kalau kamu sudah tinggal di Jakarta? Merasa sudah menjadi orang besar? Merasa sudah superior? Padahal sejujurnya, Jakarta yang memiliki kekuatan magis ini sudah terlalu muak menyerap tenaga jutaan orang yang setiap harinya pulang – pergi kemari.. Jakarta bahkan tidak punya waktu untuk rehat barang sebentar, kasihan..”

Selusin ibu rumah tangga melemparkan plastik–plastik sampahnya ke kali lalu kembali sibuk dengan telepon genggamnya untuk update status di sosial media.

Ini caraku beragama.

“Kamu itu tahu apa tentang agamaku?! Yang kamu lakukan setiap hari hanya bekerja tanpa beribadah! Yang kamu tahu itu hanya dasarnya saja! Kalau kaum seagamaku harus berpuasa, maka semua orang harus menghormatinya, dengan cara tidak makan dan minum di hadapanku beserta kaum – kaumku! Tutup semua tempat makan! Bakar tempat prostitusi dan tempat hiburan malam! Aku tidak peduli sama sekali kalau mereka juga butuh ongkos untuk pulang kampung dan berlebaran dengan keluarganya!”

Mengucapkan takbir sambil berapi–api, lalu tubuhnya seketika kaku, katanya kena angin duduk.

Ibu, kau memang satu–satunya orang yang ku istimewakan, maafkanlah anakmu ini, bila sikap yang ditunjukan malah bertentangan dengan apa yang aku rasakan. Kau yang kehadirannya 3x lebih tinggi dari siapapun juga di jagat raya, tidak sepantasnya mendapatkan perlakuan yang kasar apalagi mengecewakan, maafkanlah anakmu ini.

“Ibu akan menerimamu sebagai anak ibu sepanjang hidup nak, baik itu dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit.. pulanglah nak..”

Bumi bergoncang hebat, meruntuhkan semua yang berdiri angkuh diatasnya, melahap apapun yang telah menyakitinya dari dekade ke dekade..


You Might Also Like

0 comments